Label

Seni (14) Features (8) Informasi (8) Budaya (6) Puisi (5) Tokoh (4) Lensa (3) Sastra (3) Buku (2) Umum (2) Cerpen (1) Komunitas (1) Resensi (1)

Thursday, May 17, 2012

5 Sajak tentang Kota yang Terkoyak-Koyak





Eros Kota

tubuhmu terbalut cahaya,
terhempas balingbaling tua,
serupa terowongan, tubuhmu menjauh,

dan aku mencintaimu

sepertinya
sesuatu semayam di bolamatamu,
adalah luas alas cemara,
dan terjal tebingtebing sungai
menjelma hasratmu,

dan aku memang mencintaimu

dadamu penuh badai
di musim sajak,
awan berarak, bagai angin yang mabuk
oleh aroma senyummu yang setajam arak

sungguh, demi doa yang kupasung
di putih bukit tubuhmu,

aku masih saja,
mencintaimu

Yogyakarta, 2012

Retas Kota

Mata:

jendela tentang gedung tua,
tentang plaza,
tentang koran kota
yang memuat pemasungan nabi dan sabdasabda

Telinga:

cawan luka,
yang menadah tampias hujan
dari bayi rembulan
yang membulat di rahim malam

Dada:

kelabu aspal gersang
payudara setengah matang
dan sisa mortir di sudut ranjang

Rahim:

sebuah bangsal tanpa nama
di labirin prosa tanpa tema
serupa pematang desa
tempat kita, para pengembara,
bercerita,
tentang akhir sebuah doa

Yogya, 2012

Lelaki

dindingdinding bata,
adalah peta,
tempat ia belajar tentang hidup
yang terus dilalap senja

dan cerminburam,
adalah potret,
tentang masa kecilnya,
yang ditelan loronglorong kota

maka, jadilah lelaki itu,

lelaki yang memunguti
bangkaibangkai mimpinya,
di lenguh sungai keruh
yang melintasi kening kita

serta surat bersih tanpa ralat,
ialah namanama hari yang terlewat,
sebab waktu, baginya,
adalah pintu menuju suara
yang memanggil ruh katakata

maka jadilah lelaki itu

Yogya, 2012

Kematian Malam

seperti malam
kehilangan memarmemar fajar

tubuhmu adalah mawar
serupa lindu
yang mencerabutku, dari ranting,
bernama, rindu

sungguh,
angin beraroma jalang,
seperti abjad pada sajakku,
yang lupa pulang

sementara,
pada saputangan waktu
kau bubuhkan tandatangan,
tentang lengang jalan,
tentang halaman,

ihwal kematian

Yogya, 2012

Pantai

kau masih bertanya,
di persimpangan mana, ia akan moksa

sungguh, demi sepotong pagi,
dipotongnya sebuah adegan reinkarnasi

sebab setiap langkah, sesungguhnya adalah pengingkarannya atas lelah
dan puncak menara mengajarinya mengeja sejarah

penanda tentang arah, tentang bangkai kota yang memerah

sungguh, aku percaya,
ke laut jualah ia akan kembali meninggalkan kita

memanen cerita tentang nahkoda yang bertaruh nyawa
tentang suar yang menjadi altar bagi para syahbandar

maka, ia akan kembali ke sana
meninggalkan tubuh kita
di pecahan ombak di gulungan senja

Yogya, 2012

Ritual Dosa

menuang senyummu dalam retak cawan
yang menciptakan sepi, percik bunga api
hantam lembaran mantra,
yang kau kibaskan perlahan
dengan penuh duka,
penuh kenikmatan

sedang malaikat berzirah, turun malam ini,
sujud hening, menabur mawar,
dalam sebuah pengakuan dosa,
usai persetubuhan kita dengan gelap,
dengan senyap

Yogya, 2012

No comments:

Post a Comment