Thursday, May 17, 2012
5 Sajak tentang Kota yang Terkoyak-Koyak
Eros Kota
tubuhmu terbalut cahaya,
terhempas balingbaling tua,
serupa terowongan, tubuhmu menjauh,
dan aku mencintaimu
sepertinya
sesuatu semayam di bolamatamu,
adalah luas alas cemara,
dan terjal tebingtebing sungai
menjelma hasratmu,
dan aku memang mencintaimu
dadamu penuh badai
di musim sajak,
awan berarak, bagai angin yang mabuk
oleh aroma senyummu yang setajam arak
sungguh, demi doa yang kupasung
di putih bukit tubuhmu,
aku masih saja,
mencintaimu
Yogyakarta, 2012
Retas Kota
Mata:
jendela tentang gedung tua,
tentang plaza,
tentang koran kota
yang memuat pemasungan nabi dan sabdasabda
Telinga:
cawan luka,
yang menadah tampias hujan
dari bayi rembulan
yang membulat di rahim malam
Dada:
kelabu aspal gersang
payudara setengah matang
dan sisa mortir di sudut ranjang
Rahim:
sebuah bangsal tanpa nama
di labirin prosa tanpa tema
serupa pematang desa
tempat kita, para pengembara,
bercerita,
tentang akhir sebuah doa
Yogya, 2012
Lelaki
dindingdinding bata,
adalah peta,
tempat ia belajar tentang hidup
yang terus dilalap senja
dan cerminburam,
adalah potret,
tentang masa kecilnya,
yang ditelan loronglorong kota
maka, jadilah lelaki itu,
lelaki yang memunguti
bangkaibangkai mimpinya,
di lenguh sungai keruh
yang melintasi kening kita
serta surat bersih tanpa ralat,
ialah namanama hari yang terlewat,
sebab waktu, baginya,
adalah pintu menuju suara
yang memanggil ruh katakata
maka jadilah lelaki itu
Yogya, 2012
Kematian Malam
seperti malam
kehilangan memarmemar fajar
tubuhmu adalah mawar
serupa lindu
yang mencerabutku, dari ranting,
bernama, rindu
sungguh,
angin beraroma jalang,
seperti abjad pada sajakku,
yang lupa pulang
sementara,
pada saputangan waktu
kau bubuhkan tandatangan,
tentang lengang jalan,
tentang halaman,
ihwal kematian
Yogya, 2012
Pantai
kau masih bertanya,
di persimpangan mana, ia akan moksa
sungguh, demi sepotong pagi,
dipotongnya sebuah adegan reinkarnasi
sebab setiap langkah, sesungguhnya adalah pengingkarannya atas lelah
dan puncak menara mengajarinya mengeja sejarah
penanda tentang arah, tentang bangkai kota yang memerah
sungguh, aku percaya,
ke laut jualah ia akan kembali meninggalkan kita
memanen cerita tentang nahkoda yang bertaruh nyawa
tentang suar yang menjadi altar bagi para syahbandar
maka, ia akan kembali ke sana
meninggalkan tubuh kita
di pecahan ombak di gulungan senja
Yogya, 2012
Ritual Dosa
menuang senyummu dalam retak cawan
yang menciptakan sepi, percik bunga api
hantam lembaran mantra,
yang kau kibaskan perlahan
dengan penuh duka,
penuh kenikmatan
sedang malaikat berzirah, turun malam ini,
sujud hening, menabur mawar,
dalam sebuah pengakuan dosa,
usai persetubuhan kita dengan gelap,
dengan senyap
Yogya, 2012
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment